Senin, 06 Oktober 2008

Maaf..............

Kita telah tiba di hari kemenangan setelah sebulan penuh kita berjuang melawan segala keinginan. Semoga perjuangan kita benar-benar membuat kita tersadar dari segala kekhilafan, kesombongan, dan keserakahan. Kata maaf terangkai indah di hari nan fitri ini. Semoga tak hanya selesai sampai di sini.
Ihh, puitis banget ya kalimatku. Gak lebai kan? Tapi memang seperti itu tho yang kita harapkan? Yang pasti, setiap lebaran makanan yang serba gratis banyak tersedia. Dari makanan berat sampai makanan yang melayang. Dari minuman ringan sampai yang buat kekenyangan. Kalau di lingkungan tempat tinggalku, para ibu selalu menyiapkan makanan ringan sampai berat. Jadi, kalau bertamu jangan banyak-banyak makannya,cukup icip kiri icip kanan aja. Takut gak muat tangkinya, he..he..he...Selain kecilnya kapasitas tangki, keluhan asam urat, kolesterol, diabet, darah tinggi, dan penyakit orang kaya lainnya telah menanti. Kalau sudah begini, lebaran jadi gak asyik lagi kan? By the way any way bus way on the way one way jangan lupa puasa syawalnya ya (gak usah ceramah)! Sekali lagi Minal Aidin Walfaizin, Mohon Maaf Lahir and Batinnya. Lupakan segala salahku, ikhlaskan segala utangku, dan jangan lupa tambahin tabunganku.Ha..ha...ha...ha....

Rabu, 24 September 2008

Belajar Sampai Ubanan

Kemajuan ilmu pengetahuan membuat orang seperti berada di lintasan lari. Semua harus selalu dalam posisi siap. Salah posisi berarti hilangnya sebuah kesempatan untuk memperoleh kemenangan. Hal inilah yang terlihat dalam pelatihan membuat blogger di sekolahku. Pelatihan ini diikuti semua guru. Lucu juga melihat gaya dan reaksi para siswa tua ketika belum berhasil membuat tampilan yang diinginkan. Belum lagi masalah laptop mati karena kabel listriknya kesenggol teman atau tertinggal materi pelatihan karena laptopnya hang or very slow. "Ya....mati deh!" "Siapa sih, yang nyenggol-nyenggol?" "Ganti yang baru, udah kadaluwarsa tuh." "Hang lagi, hang lagi." "Perlu remedial khusus, nih!""Ya...,aku kena her deh untuk materi ini." Itulah beberapa komentar siswa tua. Walaupun begitu, kami berhasil juga membuat blogger. Untuk kualitas seperti kata pepatah masih jauh panggang dari api, tetapi hal itu bukan sebuah masalah besar bagi para siswa. Ada sebuah kebanggan tersendiri yang tak dapat diukur dari kualitas tampilan ketika fotonya nampang di blogger.

Selasa, 23 September 2008

Puisi-puisiku

Untuk meningkatkan apresiasi siswa terhadap karya sastra khususnya puisi, siswa-siswaku kuajak untuk menuangkan segala perasaan mereka dalam bentuk puisi. Untuk memotivasi mereka bahwa membuat puisi itu mudah, kutulislah beberapa puisi ketika muridku menulis apa yang ingin mereka tulis. Inilah beberapa puisi yang telah kutulis. Maaf kalau jelek dan tak bermakna.
Harapanku Padamu
Kau tahu apa mauku?
Aku mau kau berilmu
Kau tahu apa pintaku?
Pintaku kau mampu lebih dariku
Aku tak ragukan langkahmu
Aku tak ragukan pekikmu
Setiap langkah dan pekikmu
Tunjukkan jati dirimu
Tunjukkan wujud aslimu
Tunjukkan masa depanmu

Lega
Meringis wajahku miris
Teriris rasa
Menyiksa diri dalam gelapnya fajar
Kurang keinginan tuk mengejar
Dut, dut, duuuuttt.....
Lega rasa, bahagia seketika
Hilang meringis di muka
Tantang segala
Untuk wujudkan cita-cita

Yang Perlu
Merah kuning hidupku
Tak perlu kau tahu
Yang perlu kau tahu
Apa harapanku padamu
Apa harapanmu padaku

Satu Lagi Tercapai

Lama keinginan ini terpendam dalam hati. Pikirku, rugi kalau aku tak sepintar orang lain padahal semua bisa dipelajari dan sarana tersedia. Keinginan itu semakin menggebu ketika ngeliat murid-muridku udah pada punya blog sendiri. Jangan sampai gurunya oon untuk masalah yang udah ada di depan mata. Rasa malu itulah yang buat aku ikut belajar buat blogger yang diadain oleh sekolahku. Mau tahu apa hasilnya? Liat aja tulisan yang kalian baca ini. Inilah hasil yang telah kucapai hari ini. Cukup hebat kan pencapaianku hari ini untuk seorang guru yang ada di tengah rimbunnya rimba Kalimantan.